Jumat, 02 April 2010

Bujuk Batukolong


KH Sirajuddin bin Yasin

Nasab:

Jalur Sunan Kudus

1. KH.Sirajuddin

2. Raden Hajji Muhammad Yasin dimakamkan di belakang masjid Nurul Huda,Pesantren Assirajiyah Sumberagung Sumbermanjing wt Malang)

3. KH.Syuaiban (dimakamkan di Banyuates Sampang)

4. KH Tahrir (dimakamkan di Banyuates Sampang, nama aslinya adalah Tarsis,sehingga di buku nasab KH Muzakki terkadang di tulis dengan Kiai Tarsis,sedangkan Tahrir adalah nama dari pondoknya,demikian menurut keterangan penghapal nasab dari kelurga KH Muzakki.yaitu almarhum Bindereh Muhammad Nur[1](Bindereh Aleh),

5. KH Muzakki (Bujuk Batukolong, sukolilo Kuanyar Bangkalan,berada di komplek pemakaman Sunan Dalem Kolak Sukalila Bankalan,Bujuk Tokolong adalah seorang yang sepanjang hidupnya bertapa(khalwat),bekas dan tempak duduknya masik ada di kampong Batukolong desa sen asen Konang,sedangkan rumah dan makamnya berada di Tambak Agung Sukalila Bangkalan.di komplek pesarean Sunan Dalem Kolak Sukalila Bangkalan)

6. Kiai Abdul Azhim (dari Kiai Abdul Azhim nasab KH Siajuddin bertemu dengan Syaikhona Khalil bin Abdullatif Bankalan.yaitu dengan urutan sebagai berikut: Syaikh Khalil bin Abdullatif bin Hamim bin Abdul Karim bin Muharram bin Kiai Abdul Azhim.) Dimakamkan di Tambak Agung, Sukalela, Labeng, Bangkalan.dalam hal ini kami mengikuti nasab Syaikhona Khalil,karena kiai Abdul Azhim ayah dari kiai Muzakki adalah orang yang sama,yaitu putra dari Nyai Tepi Aji Sulasi bin Nyai Qumalah bin Sayyid Zainal Abidin (Sunan Cendana Kwanyar Bangkalan),sedangkan mengenahi kesahihan bahwa ayah dari kiai Muzakki adalah kiai Abdul Azhim sudah menjadi hafalan dari keluarga Kiai Muzakki.semua keluarga dan keturunan Kiai Muzakki mencatat bahwa Muzakki adalah bin Abdul Azhim bin Nyai Qumalah bin Sayyid Zainal Abidin(sunan Cendana) sedangkan nasab kiai Abdul Azhim sampai Raden Santri adalah berdasarkan catatan Kiai Fauzi Lomaer yang beliau dapatkan dari catatan silsilah keluarga Bani Muqiman bin Hamim(paman syaikhona Khalil),perlu di maklumi sebagian dari keluarga kami,terutama Kiai Zarkasi Ghafarallahu lahu,menyambungkan nasab Kiai Abdul Azhim kepada Pangeran pengratabumi bin Sinuhun Kawu-kawu Sumenep,pangeran pengratabumi adalah generasi ke duabelas Sayyidina Usman bin Affan[2],terkesan di buat-buat,karena tidak menyocokkan dengan catatan-catatan yang lain yang sudah ada serta tidak di sertai argument yang kuat,hal itu sangat jelas karena kiai zarkasi sendiri dalam penyusunan buku nasab tersebut meminjam kepada Bindereh Muhammad Nur(penghafal nasab),dan tidak di tulis secara lengkap,Bidereh Muhammad Nur terus terang mengatakan bahwa beliau tidak faham nasab dari Kiai Abdul Azhim sampai ke Sunan Kudus,sehingga kami menghimbau kepada Bani Tokolong mengikuti catatan keluarga Syaikhona Khalil,karena menurut saya itu lebih dipertanggung jawabkan kesahihannya.

7. Kiai Selase (suami dari Nyai Tepi Aji Sulasi). Dimakamkan di Selase Petapan, Trageh, Bangkalan.selase adalah nama tempat,sehingga kemungkinan ada nama asli dari kiai Sulasi,menurut penulis “dari Kanjeng Sunan sampai Romo KH Khalil” beliau mendengar dari kiai Fakih Lomaer menyebutkan nama Abdul Fattah adalah anak dari kiai Sulasi,kiai Abdul Fattah mempunyai anak salah satunya adalah kiai Abdul Azhim,namun seluruh catatan silsilah kiai Abdul Azhim tidak ada nama Abdul Fattah,jadi kemungkinan Kiai Fakih lupa atau salah ucap,sehingga kemungkinan Abdul Fattah tersebut adalah nama asli dari kiai Sulasi itu sendiri.[3]

8. Kiai Martalaksana. Dimakamkan di Banyu Buni, Gelis, Bangkalan.

9. Kiai Badrul Budur. Dimakamkan di Rabesan, Dhuwwek Buter, Kuayar, Bangkalan.

10. Kiai Abdur Rahman (Bhujuk Lek-palek). Dimakamkan di Kuanyar, Bangkalan.

11. Kiai Khatib. Ada yang menulisnya “Ratib”. Dimakamkan di Pranggan, Sumenep.

12. Sayyid Ahmad Baidhawi (Pangeran Ketandar Bangkal,dalam tulisan lain di sebut Pangeran Ketandur,dia adalah cucu sunan kudus yang di utus oleh kakeknya sendiri untuk berdakwah di pulau madura,tepatnya di pulau Sapudi,dialah yang mengajari masyarakat local bertani,sebelumnya pulau tersebut tandus dan gersang,kesuksesannya mengajari bertani pakai sapi memunculkan ide hiburan Kerapan sapi,yang pada awalnya di lakukan di sawah setelah panen,jadi kerapan sapi adalah bermula dari pangeran ketandur). Dimakamkan di Sumenep.

13. Sayyid Shaleh (Panembahan Pakaos).menurut catatan kiai Fauzi Lomaer dialah yang di sebut”Mbah Sholeh” Dimakamkan di Ampel Surabaya

14. Sayyid Ja’far Shadiq (Sunan Kudus). Dimakamkan di Kudus.

15. Sayyid Utsman Haji (Sunan Ngudung) Dimakamkan di Kudus.

16. Sayyid Fadhal Ali Al-Murtadha (Raden Santri /Raja Pandita,adalah saudara Maulana Ishaq dan Ahmad Rahmatullah). Dimakamkan di Gresik.

17. Sayyid Ibrahim (Asmoro). Dimakamkan di Tuban.

18. Sayyid Husain Jamaluddin. Dimakamkan di Bugis.

19. Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin. Dimakamkan di Naseradab, India.

20. Sayyid AbdullahDimakamkan di Naserabad, India.

21. Sayyid Abdul Malik Azmatkhan. Dimakamkan di Naserabad, India.

22. Sayyid Alawi ‘Ammil Faqih. Dimakamkan di Tarim, Hadramaut, Yaman.

23. Sayyid Muhammad Shahib Mirbath. Dimakamkan di Zhifar, Hadramaut, Yaman.

24. Sayyid Ali Khali’ Qasam. Dimakamkan di Tarim, Hadramaut, Yaman.

25. Sayyid Alawi. Dimakamkan di Bait Jabir, Hadramaut, Yaman.

26. Sayyid Muhammad. Dimakamkan di Bait Jabir, Hadramaut, Yaman.

27. Sayyid Alawi. Dimakamkan di Sahal, Yaman.

28. Sayyid Abdullah/Ubaidillah. Dimakamkan di Hadramaut, Yaman.

29. Al-Imam Ahmad Al-Muhajir . Dimakamkan di Al-Husayyisah, Hadramaut, Yaman.

30. Sayyid Isa An-Naqib. Dimakamkan di Bashrah, Iraq.

31. Sayyid Muhammad An-Naqib. Dimakamkan di Bashrah, Iraq.

32. Al-mam Ali Al-Uradhi. Dimakamkan di Al-Madinah Al-Munawwarah.

33. Al-Imam Ja’far Ash-Shadiq. Dimakamkan di Al-Madinah Al-Munawwarah.

34. Al-Imam Muhammad Al-Baqir. Dimakamkan di Al-Madinah Al-Munawwarah.

35. Al-Imam Ali Zainal Abidin. Dimakamkan di Al-Madinah Al-Munawwarah.

36. Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Thalib. Dimakamkan di Karbala, Iraq.

37. Sayyidatina Fathimah Az-Zahra’ binti Sayyidina Muhammad Rasulillah SAW. Dimakamkan di Madinah Al-Munawwarah

Maka, dari jalur Sunan Kudus, KH Sirajuddin adalah generasi ke-37 dari Rasulullah SAW.

Jalur Sunan Giri (garis perempuan)

1. KH Sirajuddin

2. Raden Hajji Muhammad Yasin

3. Kiai Syuaiban

4. Kiai Tahrir.

5. Kiai Muzakki.

6. Kiai Abdul Azhim. Dimakamkan di Tambak Agung, Sukalela, Labeng, Bangkalan.

7. Nyai Tepi Sulasi (Istri Kiai Sulasi). Dimakamkan di Petapan, Trageh, Bangkalan.

8. Nyai Komala. Dimakamkan di Kuanyar, Bangkalan.

9. Sayyid Zainal Abidin (Sunan Cendana). Dimakamkan di Kuanyar, Bangkalan.

10. Nyai Gede Kedaton (istri Sayyid Muhammad Khathib). Dimakamkan di Giri, Gresik.

11. Ali Khairul Fatihi / Panembahan Kulon. Dimakamkan di Giri, Gresik.

12. Sayyid Muhammad Ainul Yaqin (Sunan Giri). Dimakamkan di Giri, Gresik.

13. Maulana Ishaq. Dimakamkan di Pasai.

14. Sayyid Ibrahim Asmoro Tuban. Disini nasab Nyai Gede Kedaton dan Sayyid Muhammad Khathib bertemu.

Maka, melalui jalur Sunan Giri, KH Sirajuddin adalah generasi ke-34 dari Rasulullah SAW.

Jalur Sunan Ampel (garis perempuan)

1. KH Sirajuddin

2. Raden Haji Muhammad Yasin

3. Kiai Syuaiban

4. Kiai Tahrir

5. Kiai Muzakki

6. Kiai Abdul Azhim. Dimakamkan di Tambak Agung, Sukalela, Labeng, Bangkalan.

7. Nyai Tepi Sulasi (Istri Kiai Sulasi). Dimakamkan di Petapan, Trageh, Bangkalan.

8. Nyai Komala. Dimakamkan di Kuanyar, Bangkalan.

9. Sayyid Zainal Abidin (Sunan Cendana). Dimakamkan di Kuanyar, Bangkalan.

10. Sayyid Muhammad Khathib (Raden Bandardayo). Dimakamkan di Sedayu Gresik.

11. Sayyid Musa (Sunan Pakuan). Dimakamkan di Dekat Gunung Muria Kudus. Dalam sebagian catatan nama Musa ini tidak tertulis.

12. Sayyid Qasim (Sunan Drajat). Dimakamkan di Drajat, Paciran Lamongan.

13. Sayyid Ahmad Rahmatullah (Sunan Ampel). Dimakamkan di Ampel, Surabaya.

14. Sayyid Ibrahim Asmoro Tuban. Disini nasab Nyai Sulasi dan Kiai Sulasi bertemu.

Maka, melalui jalur Sunan Ampel, KH Sirajuddin adalah generasi ke-34 dari Rasulullah SAW.

KELAHIARAN

KH Sirajuddin dilahirkan di Sambiyan Konang Bankalan,dari pasangan Raden Haji Muhammad Yasin dan Nursiyah,yang kedua orang tuanya masih misanan, Nursiyah juga masih sepupu dengan Kiai Yasin Tolondung pendiri Pesantren Al Falah Al Khalili kepang Bankalan yang menikah dengan Nyai Asma’ binti Syaikhona Khalil, namun keberadaan Raden Haji Muhammad Yasin tidak lama di Sambiyan,karena Haji Yasin adalah pejabat senopati di keraton Arosbaya,mengenahi jabatannya ini adalah pemberitahuan langsung dari Haji Yasin kepada anak dan cucu-cucunya, ,Haji Yasin seorang yang berkepribadian keras,diceritakan dia sering melempar tongkatnya sebagai ek spresi kemarahan ketika ada orang yang lewat depan masjid tidak berhenti ketika sedang shalat ,dia juga pribadi yang tidak mudah menyerah,Belanda pernah menyeret beliau ke Kepanjen Malang karena ia tidak mau bayar pajak,dia tetap tidak mau bayar pajak karena menurutnya priyayi bebas dari pajak menurut undand-undang Belanda,sebelum menetap dan mengajar ngaji di desa Sumberagung di pernah menetap di daerah Pagak Bantur Malang,lalu dia pindah ke Sumberagung mengajarkan Islam pada masyarakat sekitar,yang mana saat itu desa Sumberagung dan sekitarnya masih kuat kepercayaaan lama terutama animisme,untuk selanjutnya dakwah ini banyak diteruskan oleh anaknya,terutama KH Sirajuddin yang menikah dengan Nyai Risamah binti Ishaq bin Sulaiman menurut silsilahnya beliau bersambung kepada Sultan Agung Mataram,karena sebelumnya KH Sirajuddin Muda sering bertengkar karena KH Sirajuddin menganggap Nyai Risamah orang biasa,akhirnya hala itu di damaikan oleh KH Afifi Bendo,ternyata keluarga beliau juga punya nasab sampai Sultan Agung,hal ini membuktikan bahwa awalnya KH Sirajuddin juga peduli dengan Nasab,karena beliau juga mempunyai dan menyimpan nasabnya dalam sabuknya[4],diceritakan awalnya orang yang shalat masih dua orang,Karena bagaimanapun juga Hajji Yasin juga pernah mondok kepada ulama besar Nusantara Kiai Khalil Bankalan,walaupun bukan termasuk santri mashur Kiai Khalil,beliau juga telah menghafal empat kitab :

- Kalimah

- Samarqandi

- Ada hal penting dari beliau yang di sampaikan kepada anak dan cucu-cucunya,bahwa beliau dan orang-orang tuanya tidak menerima zakat dan shodaqah,menurut saya(penulis) hal ini memperkuat ke ahlulbaiytan beliau,dia bilang begitu hanya kepada anak-anaknya walaupaun dalam faktanya ia tidak pernah menampakkan nasabnya lebih lebih mengaku keahlulbaytannya,bahkan terkesan menyembunyikan kehabibannya,hal ini dikarenakan banyak hal yang dipertimbangkan,seperti halnya kiai-kiai marga Azmatkhan dan Keluarga Basyaiban,walaupun sebenarnya Marga Basyaiban adalah keluarga dari Imam Al Faqihil Muqaddam Muhammd bin Ali Ba’alawi,namun karena mayoritas Basyaiban di Indonesia secara fisik sudah jawani,jadi nasibnya mirib keluarga Azmatkhan ,banyak yang di ragukan kehabibannya oleh mayoritas habib yang masih arab dan marga-marga lain yang sudah mashur seperti Assegaf,al Aydrus,Shahab,al Jufri,al Atthas,dll. Walaupun nasab dan sisilsilah mereka sudah sangat jelas bersambung kepada Sayyid Abdurrahman Basyaiban bin Sayyid Umar bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Abdul Wahhab bin Sayyid Abu Bakar Basyaiban bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Hasan At-Turabi bin Sayyid Ali bin Al-Imam Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam

mayoritas dari mereka juga tidak menujukkan keahlulbayitannya,misalnya takut anak cucunya hanya membanggakan nasab bukan prestasi,walaupaun begitu ia tetap menjelaskan keahlulbaiytanya kepada keluarganya,karena urusan nasab bukan sekedar urusan keturunan namun berkaitan dengan beberapa hukum syariah seperti zakat dan shadaqah tadi,walau begitu sebenarnya tidak ada penyembunian nasab itu,terbukti kiai Sirajuddin sendiri juga mempunyai catatan nasab itu,mereka memang tidak ngaku-ngaku,tapi kalau di Tanya dengan jujur maka pasti mereka juga akan bilang sejujurnya.karena yang terpenting bagi mereka adalah bagaimana semaksimal mungkin mencontoh perolaku dan akhlak baginda Rasulullah SAW,walaupun Rasulullah bersabda:

انا سيد ولد آدم

Saya sayid(tuan) seluruh manusia

Dalam faktanya ia tidak minta di layani justru sebaliknya beliau banyak melayani,inilah salah satu contoh dari akhlak beliau yang agung,yang sudah seharusnya di contoh oleh seluruh ummatnya yang mengharapkan rahmat dan keridhan Allah,terutama bagi siapapun yang mengaku sebagai keturunan dan keluarga Nabi.

ان فى رسو ل الله اسوة حسنة لمن كا ن يرجوا لله واليوم الاخر

Sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat uswah yang baik bagi siapa saja yang berharap(rahmat)Allah dan hari akhir.

وانك لعلى خلق عظيم

Sesungguhnya kamu benar-benar mempunyai akhlak yang agung.

Jadi hal terpenting bagi orang yang mengaku masih keturunan Nabi adalah menjadi pewaris ketaqwaan dan ahklak Nabi,karena itulah sebenarnya hal yang paling diharapkan Rasulullah terhadap cucu-cucunya,semoga kita semua terutama keluarga besar Azmatkhan menjadi pelopor kebaikan ,menjadi pelopor dan benteng Islam di tempatnya masing-masing,dan inilah yang telah terjadi di jawa dan Madura khususnya dan Nusantara pada umumnya.semoga kita semua mendapat syafaat Rasulullah .

Ada hal menarik tentang larangan menerima zakat dan shadaqah ini,dasar hadist adalah mengatakan karena shadaqah adalah kotoran harta,sehingga Nabi dan keluarganya di larang makan shadaqah dan zakat,ada analisa lain dari pada larangan menerima shadaqah dan zakat bagi keluarga Nabi,dalam hal ini saya mengutip analiasa dari KH Ali bin Badri bin Mashuri Azmatkhan (sekjen IKAZHI),bahwa sedekah yang diberikan pada sesama manusia itu atas dasar belas kasihan (untuk shadaqah sunnah ) dan atas dasar terpaksa untuk zakat,karena memang wajib,sedangkan keluarga Nabi adalah keluarga terhormat tidak pantas menerima sesuatu atas dasar belas kasihan dan keterpaksaan,tentu maksud dari terhormat ini adalah yang paling penting adalah KETAQWAAN, berbicara taqwa Nabi adalah pemimpinnya,seperti sabda Nabi :

إِ نى أتقا كُمْ للهِ

Saya adalah orang paling bertaqwa di antara kalian

Pesan penting yang dapat kita tangkap dari larangan menerima zakat dan shadaqah adalah,bahwa nabi betul-betul berharap kepada keluarga dan keturunannya agar menjadi pemimpin orang-orang yang bertaqwa,karena menurut Al Qur’an orang bertaqwa selalu dalam jamin Allah,

ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث لا يحتسب ومن يتوكل على الله فهو حسبه ان الله با لغ امره قد جعلى الله لكل شيء قدرا ومن يتق الله يجعل له من امره يسرا

Baransiapa bertaqwa kepada allah niscaya di akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak di sangka-sangka,dan barangsiapa berawakkal kepada Allah niscaya dia akan mencukupi segala kebutuhannya. Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya di beri kemudahan dalam urusannya (ath Thalaq:1- 4)

Hal ini pernah di contohkan KH Ma’ruf bin Abdul Majid Kedunglo Kediri,suatu ketika beliau memberi ongkos kepada orang yang ingin pergi haji. Padahal di waktu yang sama putra beliau Gus Madjid berada dalam kemiskinan. Ketika ditanya, mengapa uang untuk ongkos naik haji itu tidak diberikan saja kepada putranya? Dengan penuh makna beliau menjawab. Madjid itu anak shaleh. Dia ditanggung langsung oleh Allah.”[5]

كياهى مزكى

(Bujuk Batukolong)

di makamkan di komplek pemakaman Sunan Dalem Kolak Sukalila Bangkalan

Kiai Muzakki yang lebih mashur di kenal dengan Bujuk Thokolong adalah seorang bujuk yang melahirkan banyak keturunan,sebagai kiai maka keturunannyapun rata-rata adalah para kiai yang tersebar di madura,serta beberapa keturunanya yang hijrah ke pasuruan,malang,pontianak, banjarmasin dll.Bujuk Muzakki adalh seorang yang sepanjang hidupnya bertapa(khalwat),setiap berangkat dari tambak Agung Sukalila atau pulang dari petapaannya di kampong Batukolong desa Sen asen kecamatan Konang beliau naik ular lewat bawah tanah,mengenahi tempat kalwatnya ini masih ada tanda dan bekas lubang ular dan batu yang ada bekas kaki beliau di kampong batukolong Sen Asen kecamatan Konang.

Banyak sekali cerita kekaromahan Kiai Muzakki sebagi salah satu bukti beliau merupakan kekasih Allah,salah satunya yang kami ketahui dari orang-orang tua kami adalah ketika sedang membangun masjid atau mushalla tidak ada makanan untuk para pekerja,lalu kiai Muzakki mengambil batu hitam lalu di pecah menjadi makanan bagi para pekerja.

Tentang cerita karomah kiai Muzakki insyaallah akan kami sambung lagi dalam kesempatan mendatang,tapi yang terpenting dalam tulisan ini adalah bagaiman kita meniru hal-hal positif dari beliau, terutama keturunan kiai muzakki di manapun berada.yang ingin saya utarakan di sini salah satunya adalah bahwa orang shalih akan melahirkan orang shalih ,orang jahat akan menurunkan orang jahat,

Sebagaimana ungkapan para Ulama:

صلا ح وتقوى الآباء تنفع الأ بناء وﺫرياتهم وتقوى الأ بناء يعود الى اباءهم واصولهم

Kesalihan dan ketaqwaan nenek moyang(ibu,nenek ayah,kakek dst) akan berpengaruh sangat besar terhadap anak dan keturunannya,sebaliknya kesalihan anak juga secara otomatis kembali(mengalir pahalanya) kepada orang-orang tuanya.

Atau dengan bahasa lain

تقوى الأ صول تنفع الفروع وتقوى الفروع يعود الى اصولهم

Juga sebagaimana firman Allah

وَالَّذِيْنَ آمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيْمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ ..

“Dan orang-orang yang beriman dan anak-cucu mereka mengikuti mereka dengan beriman, maka Kami gabungkan anak cucu mereka itu dengan mereka .. “ (Q.S. Ath-Thur : 21)

Karena bagaimanapun juga kesalihan seorang anak adalah juga merupakan saham dan peran dari orang tua,

Kalaupun ada orang shalih melahirkan anak jahat(tdk shalih) atau orang jahat melahirkan anak shalih,itu bukanlah hukum kebiasaan,artinya itu bisa terjadi tapi sangat jarang,itu hanyalah sebagai bukti bahwa Allah maha kuasa menciptakan orang salih walaupun dari orang yang jahat,dan sebaliknya,

Sebagaimana firman Allah:

تولج الليل فى النهار وتو لج النهار فى الليل وتخرج الحي من الميت وتخرج الميت من الحي وترزق من تشا ء بغير جساب

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup[191]. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)."

[191]. Sebagian mufassirin memberi misal untuk ayat ini dengan mengeluarkan anak ayam dari telur, dan telur dari ayam. Dan dapat juga diartikan bahwa pergiliran kekuasaan diantara bangsa-bangsa dan timbul tenggelamnya sesuatu umat adalah menurut hukum Allah.

Mengeluarkan yang yang hidup dari yang mati ada kalanya bersifat materi

seperti pohon kurma berasal dari bijinya,burung dari telurnya,atau pengeluaran yang bersifat ma’nawi seperti orang alim lahir dari orang bodoh atau orang kafir yang di lahirkan orang mu’min,dan atau orang shalih walaupun orang tua yang jahat(tidak shalih serta orang jahat walaupun anak dari orang shlih.[6]

Jadi itu bukanlah hokum kebiasaan ,tapi itu adalah bukti ke mahakuasaan Allah ,bias menciptakan orang shalih walaupun dari orang tua yang jahat dan sebaliknya.

Sebagaimana juga firman Allah:

ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًۭا لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱمْرَأَتَ نُوحٍۢ وَٱمْرَأَتَ لُوطٍۢ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَٰلِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ ٱللَّهِ شَيْـًۭٔا وَقِيلَ ٱدْخُلَا ٱلنَّارَ مَعَ ٱلدَّٰخِلِينَ

وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًۭا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱمْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ٱبْنِ لِى عِندَكَ بَيْتًۭا فِى ٱلْجَنَّةِ وَنَجِّنِى مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِۦ وَنَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat[1487] kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)."

[1487]. Maksudnya: nabi-nabi sekalipun tidak dapat membela isteri-isterinya atas azab Allah apabila mereka menentang agama.

Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu[1488] dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.

[1488]. Maksudnya: sebaliknya sekalipun isteri seorang kafir apabila menganut ajaran Allah, ia akan dimasukkan Allah ke dalam jannah.

Sejarah menjelaskan bahwa ada salahsatu putra Nabi Nuh yang ingkar kepada Allah,walaupaun ayhnya adalah seorang Nabi,Allah memberi perumpamaan bahwa istri Nabi Nuh adalah kafir,artinya kesalihan dan kekafiran seorang ibu juga sangat berdampak kepada keturunananya.selanjutnya Allah memberi perumpamaan istri fir’aun yang beriman walaupun suaminya adalah kafir,bahawa Nabi Musa yang di asuh fir’aun menjadi Nabi dan orang shalih,karena istri Fir’aunadalah Shalihah.kita juga mengetahui sejarah Umar bin Abdul Aziz.raja yang terkenal shalih ,adil dan zuhud.walaupun kita mengetahui bapak-bapak beliau adalah keluaraga pembenci ahlulbayt,yang dimulai dari sifat hasad kakek beliau ,Umayyah,Abu Sufyan Yazid dst.namun dijelaskan bahwa ayah beliau Abdul Aziz menikah dengan wanita shalihah,yang ternyata dia adalah keturunan dari Al Faruq Umar bin Khattab,sejarah mencatat keadilan dan kezuhudan Umar bin abdul Aziz miri-mirip dengan kesalihan ,keadilan dan kezuhudan kakeknya,yaitu Umar bin Khattab,sehingga sering juga di sebut dengan Umar bin Khatthab ke dua,atau Khalifah kelima.[7]

Salahsatu bukti kebenaran ungkapan di atas adalah ternyata Kiai Muzakki ini telah melahirkan kiai-kiai dan orang shalih ,walaupun saya tidak mengatakan bahwa yang di sebut orang sholeh tidak selalu harus orang yang di anggap kiai atau ustadz,karena keshalihan adalah orang yang taat dan konsisten (istiqamah) kepad syariat Allah.berikut ini beberapa anak dari kiai muzaki,sementara belum kami tulis semua,karena anak beliau semuanya berjumlah 37.yang dari ke 37 ini rata-rata juga menurunkan kiai-kiai.yang saya urutkan dari anak yang laki-laki

1. Kiai Tarsis (nama lainnya adalah Nurhasiban),terkadang juga di sebut kiai Tahrir,karena nama pondok beliau adalah at Tahrir,Banyuates Sampang,kiai Tahrir mempunyai anak tuju,diantaranya adalah,Kiai Suaiban atau Bujuk Syuaiban Duk Oduk juga di kenal dengan Bujuk Sembung Jetrah Banyuates sampang,Kiai Suaiban mempunyai anak salah satunya adalah Raden Hajji Muhammad Yasin Sumberagung ayah dari KH Sirajuddin Pesantren Assirajiyah Sumberagung Sumbermanjing Wetan Malang.

2. Kiai Mathlab,Bujuk Pucangan Pasuruan, mempunyai anak empat orang ,juga menurunkan kiai-kiai pengasuh Pesantren

3. Kiai Muhammad Shahih,mempunyai anak empat belas orang,salahsatu keturunannya adalah KH Zarkasyi Abdul Hamid,Pesantren Al Hamidiyah Sen Asen Konang,dengan urutan sbb:KH Zarkasyi bin Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Muhamad Shahih.

4. Syaikh Abu Dzarrin,Bululawang Malang,salahsatu keturunannya adalah KH Nurhadi,pengasuh pesantren.tentang makam Syaikh Abu Zdarrin ini,juga atas perintah Kiai Abdul Hamid bin Abdullah Basyaiban Pasuruan agar makam tersebut di rawat dengan baik.

5. Kiai Duko (Bujuk Duko) salah satu keturunanya adalah Kiai shiddiq Tlekung,kiai yang agak aneh menurut ukuran normal,terkadang tidak memakai baju walaupun menemuhi tamu,selalu memutar tasbih,karena beliaunya juga masih keluarga dekat Kiai As’ad Syamsul arifin dari pihak ibunya,beliaunya pernah bilang kepada kami(penulis) sepupu dengan kiai As’ad, beliau adalah salahsatu keluarga Kiai Muzakki yang banyak mengetahui tentang sejarah dan anak-anak Kiai Muzakki,untuk mengetahui lebih lanjut silakan sowan sendiri ke pesantren Tlekung gedangan Malang.

6. Kiai Ismail, Bangkong Sambiyan Konang,punya anak tiga

7. Kiai Shalih ,Bujuk Lembung Gunung Bangkalan,punya anak satu

8. Kiai Kamil Tanah Mira Bangkalan,punya anak satu perempuan.

9. Kiai Muharram Planggiran,kami masih akan mencari data apakah kiai Muharram ini adalah anak Kiai Abdul Azdim menurut catatan Syaikhona Kalil,sedangkan Muharram di sini berarti cucu Kiai Abdul Azdim.dalam realita memang hal demikian bisa saja terjadi nama paman sama dengan ponaan,sebagaimana Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan dengan pamannya Abdullah bin Alwi Amil Faqih yang berdakwah ke Filipina

Sementara itu dulu nama dari anak kiai Muzakki,karena tujuan utama tulisan ini adalah dalam rangka menjelaskan Kiai Muzakki sebagai salah satu dari keluarga besar Azmatkhan Al Husaini,dengan penjelasan singkat sbb:

Dalam semua catatan keturunan Kiai Muzakki bahkan ada keluarga dan keturunan kiai Muzakki yang hafal dan menghafal keturunan-keturunan Kiai Muzakki,mencatat bahwa kiai Muzakki adalah Putra Kia Abdul Azdim Tambak Agung Sukalila Labeng Bangkalan,yang dalam banyak catatan keluarga Kiai Muzakki sering di sebut Syaikh Abdul Azdim az Zahid.yang Kiai Abdul Azdim dalam catatan keluarga kami itu adalah Kiai Abdul Azdim bin Nyai Tepi Aji Selasi/Sulasi binti Nyai Qumalah binti Sayyid Zainal Abidin(Sunan Cendana Kuanyar),sedangkan Nyai Tepi Aji Sulasi adalah Istri Kia Sulasi bin Kiai Martalaksana bin Badrul Budur bin Abdurrahman bin Khatib bin Sayyid Ahmad Baidhawi(Pangeran Ketandur Sumenep) bin Sayyid Shalih(Panembahan Pakaos Ampel) bin Sayyid Ja’far Shadiq(Sunan Kudus),sementara ini keluarga kiai Muzakki memang tidak mengetahui jalur dari kiai Abdul Azdim ke atas,shingga Kiai Zarkasyi Senasen menyambungkan nasab Kiai Abdul Azdim kepada Pangeran Pengratabumi bin Sinuhun Kawu-Kawu Sumenep,menurut beliau data in di peroleh dari keraton Sumenep,tapi argument dan akurasi data tersebut menurut kami tidak di sertai argument dan data yang otentik,karena ternyata keluarga Kiai Muqiman bin Hamim(berarti saudara dari Syaikhona Kalil ) mempunyai catatan tentang nasab kiai Abdul Azdim sampai ke Raden Santri,yang mana nasab Syaikhona Khalil telah disahkan oleh Rabithah Azmatkhan,bahwa hak beliau menggunakan marga Azmatkhan berdasarkan nasab yang dari Kiai Abdul Azdim sampai ke Sayyid Ja’far Shodiq,kalau selama ini Syaikhona lebih di kenal sebagai keturunan Basyaiban atau Sunan Gunung Jati,itu adalah dari jalur perempuan,sebagaiman sudah umum bila seseorag itu lebih menisbahkan kepada kakek yang lebih mashur,karena Syaikhona adalah cicit dari Kiai Asrar Karomah Basyaiban ,yaitu kakek Syaikhona Kalil yang bernama Kiai Hamim menikah dengan salahsatu Putri Kiai Asrar,yaitu Nyai Khadijah binti Asrar,yang nasabnya bersambung kepada Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban,sedangkan Abdurrahman Basyaiban menikah dengan Syarifah Khadijah binti Hasanuddin bin Syarrif Hidayatullah(dari keluarga Azmatkhan),sehingga selama ini Kiai khalil lebih di kenal sebagai keturunan Sunan Gunung jati,Karena mazhab ulama jawa dan madura juga menulis dan mengakui keturunan dari perempuan,karena seorang kakek juga akan memanggil cucuku kepada cucunya walau dari anak perempuan,walaupun Rabithah telah menetapkan untuk menambah kh(Ku’ulah/jalur perempuan) bagi Zdurriyah Azmatkhan jalur perempuan,itu semata agar tidak mengacaukan pernasban Arab yang telah berlaku(juga menjadi setandar pernasaban di Rabithah Alawiyyah di Indonesia),karena kalau kiat mau jujur,sebenarnya kesalihan seseorang sangat besar di pengaruhi sosok ibunya,jadi sangat di sayangkan apabila seorang ibu tidak di anggap penting nasab dan jalurnya,karena sikap demikian seakan akan menyepelekan peran dan pengaruh seorang Ibu kepada keturunannya. budaya demikian sebenarnya bukan dari islam ,tetapi sisa-sisa budaya Arab jahiliayah

Sebagaiman di abadikan dalam sebuah syair :

بَنـُوْنَا بَنُوْ أَبْنَائِنَا وَبَـنَاتُنَا بَنُوْهُنَّ أَبْنَاءُ الرِّجَالِ الأَبَاعِدِ

“Anak-anak kami adalah

keturunan dari anak-anak laki-laki kami.

Adapun anak-anak perempuan kami,

keturunan mereka adalah anak-anak orang lain.”

Jadi kalau masalah zdurriyah Rasulullah dia tetap sebagai Zdurriyah Rasululullah baik dari jalur laki-laki semua maupun ada yang sebagian lewat jalur perempuan ,karena seorang cucu sama-sama akan medapat berkah dan kebaikan sang kakek yang shalih.entah dia dari anak laki-laki maupun perempuan,mazhab inilah yang selama ini di anut oleh kiai-kiai jawa dan madura,sehingga banyak dari mereka yang mempunyai catatan silsilah jalur laki-laki maupun jalur perempuan.berikut inibeberapa gambaran betapa seorang ibu sangat mempengaruhu keturunannya.

1. Al Qur’an (Surat At Tahrim:10-11)

ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًۭا لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱمْرَأَتَ نُوحٍۢ وَٱمْرَأَتَ لُوطٍۢ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَٰلِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ ٱللَّهِ شَيْـًۭٔا وَقِيلَ ٱدْخُلَا ٱلنَّارَ مَعَ ٱلدَّٰخِلِينَ

وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًۭا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱمْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ٱبْنِ لِى عِندَكَ بَيْتًۭا فِى ٱلْجَنَّةِ وَنَجِّنِى مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِۦ وَنَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

2. Hadits اافسدت المرأة فسدت البلاد

3. pengibaratan istri semisal ladang,kita mengetahui ladang (tanah) adalah factor terpenting dari subur tidaknya tanaman,baik tidaknya tanaman(anak).Al Baqarah :223

نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌۭ لَّكُمْ فَأْتُوا۟ حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوا۟ لِأَنفُسِكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّكُم مُّلَٰقُوهُ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُؤْمِنِينَ

4. hadits yang menganjurkan kita mencari istri(tempat menanam) yang baik(shalihah)

5. sebagai wacana untuk memperteguh dan membuktikan Firman Allah dan Sabda Rasulullah di atas adalah,salahsatunya dialaog Syaik Abdul Qadir Jailani dengan salah satu muridnya,

Wahai Syaikh..! mengapa putra engkau tidak sama dengan engkau wahai Syaik yang mulya ?

(Kira-kira apa jawaban syaikh,tidak panjang,tidak banyak alasan dan berbelit,pendek singkat tapi padat,mengandung pengertian dan penjelasan yang panjang,apa jawaban Syaikh..!?)

Karena istri saya tidak sama/berbeda(kesalihannya) dengan ibu saya.

Penulis juga pernah ke toko buku Gramedia,ada sebuah buku yang menurut saya menambah jelas beberapa dalil dan dialog Syaikh Abdul Qadir Al Jailani di atas,walaupun penulis sendiri tidak sampai membaca dengan tuntas,karena tidak boleh di buka kecuali dibeli,namun dari judulnya saja saya dapat menangkap betapa sosok ibu berpengaruh luar biasa kepada anak-anaknya,buku itu berjudul “Ibu-ibu Presiden” walaupun saya tidak mengatakan bahwa presiden itu adalah putra terbaik bangsa ini(sebagaimana sering di dengungkan oleh banyak pejabat,karena kita tahu kebanyakan mereka memperoleh jabatan Presiden dengan cara-cara tidak baik) tapi buku tersebut memberi inspirasi dan ibrah bagi kita betapa seorang ibu mempunyai andil sangat besar terhadap kesalihan(baca kesuksesan)anak-anaknya,intinya ibu-ibu mereka(presiden) memang tidak seperti ibu-ibu kebanyakan,mempunyai sifat-sifat unggul,Yusuf Mansur ibunya istiqamah tahajjud mendoakan anaknya,begitu juga dengan ibu Aa Gym

dengan penjelasan bahwa Kiai Muharram adalah salahsatu anak dari Kiai Abdul Azdim Tambak Agung juga di perkuat oleh Kiai Fakih Konang Lomaer Bangkalan[8],tulisan ini sekaligus penjelasan kepada Rabithah Azmatkhan bahwa Kiai Muzakki yang didalam semua catatan keturunananya serta penghafal nasab dari keluarga KH Muzakki adalah putra Kiai Abdul Azhim Tambak Agung yang Putra Nyai Tepi Aji Tsulasi binti Nyai Qumalah binti Sayyid Zainal Abidin(Sunan Cendana) adalah Kiai Abdul Azdim yang sama dengan Abdul Azdimnya Kiai Muharram(kakek ke tiga Syaikhona) adalah dan keturunan jalur laki-laki berhak memakai marga/fam “Azmatkhan” sebagaimana Keluarga Syaikhona Khalil Bangkalan.

Terakhir tulisan ini mengundang semua keturunan Kiai Muzakki(Bani Tokolong) di manapun berada untuk memberi komentar dan masukannya.

Pesan al Fakir kepada semua keluarga KH Muzakki untuk tidak menjadikan nasab sebagai alat untuk menyombongkan diri ,nasab bukan segalanya nasab mulia ini akan semakin punya arti bila di sertai ketaqwaan,sehingga kita mendapat dua keutamaan ,keutamaan nasab Azmatkhan dan keutamaan Taqwa,dan Taqwa itulah sebaik-baik keutamaan,[Firman Allah:

ان اكرمكم عند الله اتقا كم

الفقير الى رحمة مولاه الغنى

طلحة بن شعرانى بن سراج الدين بن يس بن شعيبا بن تحرير بن مزكى عظمت خان الحسينى

JL Pajajaran Barat 21 A Sumber Trangkilan Banjarsari Surakarta

www.pustakaalmas.blogspot.com

email/facebook:tholhahsiraj@ymail.com

www.Azmatkhanalhusaini.com

كياهى تحرير

(Bujuk Eler)

Banyuates Sampang

Salahsatu anak Kiai Muzakki yang di makamkan di Banyuates Sampang,beliaunya empunyai anak tuju,sbb:

1. Kiai Syuaiban ,Jetrah Banyuates Sampang

2. Bindereh Jawahir Barunggegeh Tambelangan Sampang

3. Nyai Abdurrahman,Taman Sambiyan Konang,istri dari Kiai Abdurrahman bin Kiai Muhammad Shahih bin Kiai Muzakki

4. Nyai Halimah,Tambengan Jetrah Sumber Tolondung

5. Nyai Tambak Agung(bak agung) Lobuk Dejeh

6. Nyai Syuaibah

7. Ibu Cening(Nyai Drujan Berek),salahsatu keturunannya adalahKH Nasir (pengasuh Pesantren di Ganjaran Gondanglegi Malang,) bin Zayadi bin Nyoto bin Ibu Cening

Buku-buku penulis lainya:

1. Rahasia Nama(terjemah)

2. Hukum Mengulang Shalat Jamaah di Masjid(terjemah)

3. Keutamaan Amal Shalih(terjemah)

4. Belajar Terjemah Al Qur’an(1-4)

5. Zadul Mukminin min Ahaditsi SayyidilMursalin(kumpulan hadits pendek (1-2)

6. Huruful Ma’ani wad Dhamair(panduan belajar terjemah Al Qur’an, 1&2)

7. Ngopi Yuuk…!(fikih Tasawuf)

8. KH Sirajuddin Minal Aba’ ilal Abna’

Risalatus silsilah

[1] Amuhammad Nur bin Amrun bin….. syaikh Abu Zdarrin bin Muzakki bin AbdulAzdim

[2] Risaalatul Wasaail fi Silsilatin Nasaail ,KH Zarkasyi Abdul Hamid ,Mudir Ma’had Al Hamidiyah Sen Asen Bangkalan

[3] Dari Kanjeng Sunan sampai Romo Kiai 1 Syaikhona Khalil Bangkalan

[4] Kami terus berusaha dan berdo’a semoga catatan itu kembali atau di kembalikan oleh yang menemukan

[5] Sejarah KH Ma’ruf Abdul Majid Kedunglo Kediri

[6] At Tafsiirul Muniir fil Aqidah was Syariah wal Manhaj.al Ustazd ad Duktur Wahbah az Zuhaili.Darul Fikril Mu’ashir.Bairut

[7] Dari berbagai sumber

[8] Dari Kanjeng Sunan Sampai Romo Kiai 1 Syaikhona Khalil Bangkalan.penerbit,Yayasan Syaikhona Muhammad Khalil Bangkalan & IKAZHI(IkatanKeluarga Azmatkhan Indonesia)